Sabtu, 10 Mei 2025

Setiap Anak Adalah Bintang

Semua anak adalah bintang, masing-masing anak mempunyai kecerdasannya,ada 9 jenis kecerdasan atau di kenal dengan istilah multiple intellegence,jangan membandingkan anak  kita dengan anak orang lain,atau membandingkan anak sendiri satu sama lainnya di bandingkan,perasaan tidak nyaman jika kita dibandingkan dengan yang lain terlebih jika antar anak  satu sama lain di banding-bandingkan,takut akan ada kecemburuan sosial di antaranya.Seperti kisah seorang ibu bernama Nadhira memiliki 4 anak 2 perempuan bernama Asma usia 10 tahun,Anggi usia 8 tahun dan 2 anak laki-laki bernama Arsen usia 6 tahun dan Altaf usia 4 tahun,ke empat anaknya jelas memiliki karakter yang beda,ada yang pendiam,perhatian dan lainnya, masing-masing mereka mempunyai kecerdasansanya,tapi Nadhira seoalah menutup mata dan telinga akan hal Membandingkan anak-anak nya sendiri antar satu sama lainnya itu sudah menjadi kebiasaan buruk nya yang sulit di tinggalkan,ada pilih kasih anak satu dengan yang lainnya.Dari ke4 anaknya Altaf lah yang di pilih kasih ia selalu di salahkan kalau ada masalah,di marahin,di hukum,dan di banding kan dengan  anaknya yang lain,ia tak pernah membanggakan Altaf  depan anaknya yang lain apa lagi ke orang lain seperti keluarga nya,ada kekecewaan mendalam dengan Altaf ia selalu ingat dirinya yang sedang hamil Altaf,di tinggal pergi merantau hingga tak pernah kembali menghilang bagai ditelan bumi,mungkin saat kecil tidak terlihat apa-apa terasa semua aman,masalah nya lihat nya nanti setelah 10 atau 15 tahun kedepannya.Nadhira mengasuh anak seorang diri,ia juga bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarganya,suaminya tidak bertanggung jawab pergi merantau tapi tidak pernah ada kabar nya lagi,inilah yang membuat ia suka melampiaskan kekesalannya ke Altaf karena cuma Altaf yang mirip bagai pinang di balah dua dengan suami nya,ia sebenarnya tahu ia salah dan tidak bleh melakukannya tapi tak berdaya ia tak mampu mengendalikan dirinya.Asma,Anggi,dan Arsen sudah sekolah di sekolah yang sama masing2 anak sudah kelas 3,2,dan.Hanya Altaf yang belum sekolah ia selalu membantu ibu nya di rumah ia tak pernah mengeluh atau menangis saat ibunya memarahinya walau bukan kesalahannya tapi ibunya selalu menyalahkan, memarahinya dan tak segan mencaci juga membentaknya,ia terkadang takut melihat ibunya yang marah terlihat menyeramkan baginya ibunya mirip seorang monster.Nadhira kerja sebatas cuci gosok baju ia tidak bisa bebas bekerja karena alasan Altaf belum bisa di tinggal sendiri,padahal bagi Altaf dia mampu mandiri jika ibunya pergi kerja.Altaf selalu mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan bahkan terkadang kekerasan fisik ia pernah di pukul,di tendang,di Jambak rambut nya di injak badannya,hanya ia melakukan kesalahan kecil yang tak di sengaja,ia menangis karena sakit,kadang luka sedikit berdarah atau memar,ibunya kejam tanpa ampun kalau  sudah marah dengannya untung tidak khilaf,Asma yang suka protes jika ibunya tak adil di antara anak-anak nya ia kasihan melihat Altaf yang terkadang di larang makan,tidak boleh tidur di kasur dan banyak hukuman lainnya,ketiga anaknya selalu kasihan dengan Altaf tapi tak mampu menolong saat Altaf kena marah ibunya bahkan di siksa,mereka sangat menyayangi Altaf jika ibunya tidak ada mereka menolong Altaf diam-diam.Meski suka di banding -bandingin tidak membuat mereka bertengkar atau membenci satu sama lainnya.Nadhira juga menitipkan kue jajanan pasar di warung-warung,dan ia bekerja di kedai tetangga nya sore hari sampai malam jam 10,walau capek ia tak mengeluh demi anak-anaknya dan untuk bisa bertahan hidup.Anak-anaknya semua sudah di latih mandiri mereka punya tugas masing-masing membantu meringankan pekerjaan ibunya,tetapi Altaf lah yang paling banyak membantu karena kakak-kakak nya bersekolah jadi terbatas aktivitas nya.Ibunya juga merasa Altaf yang paling nurut dan rajin tapi ia diam karena rasa kesel dengn suaminya sampai terbawa ke Altaf.Altaf bicara kepada ibunya kalau mau bekerja ia berani di tinggal di rumah sendiri,agar ibunya punya banyak pelanggan yang mau cuci gosok dengan ibunya,Nadhira terkejut bagaimana Altaf sedewasa itu bicaranya,ia merenung sampai kapan kehidupannya begini tidak ada perubahan hidupnya,orang tuanya tak tahu kehidupan Nadhira sesungguhnya ia enggan meminta bantuan orang tuanya,ibu mertuanya juga tak tahu anaknya kabur tak bertanggung jawab dan Nadhira pun tak mengadu.3 tahun kemudian Altaf juga sudah bersekolah dan kini Nadhira punya usaha loundry dan dan warteg,usaha kerasnya membuahkan hasil ia berjuang untuk menabung agar punya modal usaha, kesibukannya tak membuatnya lalai akan tugas utamanya sebagai ibu,Asma

membantu ibunya di loundry sepulang sekolah,Anggi dan Arsen di warteg mereka membantu sebisanya seperti mencuci piring atau mencatat pesanan dan membersihkan tempat yang motor,Altaf di rumah sepulang sekolah ia berjualan di depan rumahnya,menjual beberapa macam jajanan pasar dan minuman seperti es cendol dan es Dugan, Nadhira mengajari Altaf berjualan dan ternyata ia bisa di andalkan,kini ia sadar Altaf tak seburuk penilaiannya yang bisa nya bikin perkara dan marah dirinya,padahal jelas yag bermasalah dirinya sendiri bukan anaknya,semakin terlihat bakat Altaf ia suka berjualan terlihat jelas berbinar-binar saat melayani pembeli,kemampuannya dalam berkomunikasi dengan orang membuat kagum Nadhira,Altaf tipe yang humble mudah berbaur dan membuat pembeli nyaman padahal usianya masih 7 tahun.Dia dan anak-anaknya menikmati kehidupannya dengan segala aktivitas masing-masing,mereka bahagia setelah melalui kesedihan,kesusahan,kesakitan,jatuh bangun membangun usahanya,kini saat nya merasakan kemudahan dan kebahagiaan sedikit demi sedikit tapi pasti.Anak-anaknya mempunyai passionya sendiri,tapi semuanya suka berdagang karena didikan Nadhira ia ingin anaknya jadi pengusaha sukses atau ada sedikit kemampuan berdagang siapa tahu anaknya ada yang membutuhkannya kelak.Ibu mertuanya syok saat Nadhira berkunjung bersama anak-anaknya dan menceritakan semua yang terjadi selama ini,mertuanya menangis histeris putra kebanggaannya tidak bertanggung jawab dan menghilang,Nadhira menguatkan ibu mertuanya bahwa ia tidak apa-apa dan bersyukur bisa menjadi wanita yang strong,semua ada hikmahnya ia hanya menikmati proses perjalanan hidupnya,ia siap berpisah jika suaminya kembali nanti, itu sebab tujuannya menemui mertuanya,dengan berat hati mertuanya mengikhlaskan kehilangan menantu terbaiknya,ia meminta maaf atas perbuatan putranya yang membuat hidup menantunya menderita juga cucunya,selama ini tak ada yang tahu karena tempat tinggal yang jauh dan jarang berkomunikasi,ia mengira rumah tangga anaknya harmonis selalu.Saatnya Nadhira pulang kampung kerumah orangtuanya pas liburan anak sekolah,sudah bertahun-tahun ia tak pulang kampung pasti orangtuanya kaget melihat sudah punya 4 cucu,tibalah di rumah orangtuanya anak-anak nya berlari berhamburan memanggil kakek neneknya seantusias itu mereka,orang tua Nadhira terkejut bukan maen melihat kedatangan anak dan cucunya,seketika cucunya memeluk erat kakek dan neneknya dan mereka menangis haru,pemandangan yang membuat Nadhira sesak mengingat perjuangan seorang diri membesarkan keempat  anaknya,ibunya menyambut Nadhira dan menangis haru,di pelukan ibunya tangisnya pecah,sesak yang ia rasa tersalurkan mewakili tangisan yang pilu menyayat hati bagi siapa pun yang mendengarnya ,sesakit itulah  rasanya.Malam harinya kedua orangtuanya duduk untuk mendengar Nadhira bercerita apa yang sebenarnya terjadi selama ini,dan tak butuh waktu lama Nadhira menceritakan semuanya,ibunya nangis bapaknya terlihat menahan marah,ia tahu bapaknya ingin sekali mengahajar suaminya jika ada di hadapannya,kedua orang tuanya menguatkan,menasehati dan mendukung apa pun keputusannya,sudah tak terbayang bagaimana perjuangan anaknya selama ini,bapaknya menangis serapuh itu rasanya tahu anaknya pontang panting bekerja keras demi menghidupi anaknya.Semua anak Nadhira sudah tumbuh dewasa semuanya sibuk dengan dunianya,ia tak lagi membandingkan atau pilih kasih,menyesal sekali ia terlalu sadis dengan Altaf kini justru Altaf jadi dokter spesialis penyakit dalam dan bekerja d RS terbesar di kotanya,Arsen juga sukses dengan bisnis cafenya,Anggi sukses jadi dosen dan sudah mengajar di universitas tempat ia menimba ilmu,Asma tak kalah sukses ia punya beberapa  butik dan slon  dan ia jadi desainer kondang,semua anak Nadhira menjadi orang sukses ia bahagia bisa menjembatani anaknya meraih impiannya,kini ia tinggal menikmati hidup di masa tua senyum bahagia terukir indah,meski anaknya sukses ia tak mengandalkan anaknya, usaha laundry nya masih berjalan terus bahkan pelanggan nya sudah banyak sekali dan terkenal loundry nya bersih,wangi,rapi dan cepat,wartegnya di kelola sahabatnya yang nasib hidupnya hampir sama dengannya yaitu berjuang untuk bertahan hidup, Alhamdulillah buah kerja keras dan kesabaran selama ini membuahkan hasil kini hidupnya damai dan bahagia,Anaknya tumbuh saling menyayangi,saling menjaga,saling mendukung..semuanya sukses sesuai passionya.Nadhira tidak akan mengulangi pilih kasih terhadap anak-anaknya ia berjanji dengan dirinya sendiri.ia juga sudah meminta maaf kepada Altaf.Suaminya datang tiba-tiba dan membawa istri dan 2 anak kecil,Nadhira terkejut juga anak-anaknya,suaminya datang membawa surat cerai yang sudah ia tanda tangani dan meminta maaf atas perbuatannya.Nadhira berterima kasih ia lega dan bahagia,ia juga mendoakan keluarga kecil mantan suaminya agar bahagia selalu,ada penyesalan terdalam yang suaminya rasakan tapi semua sudah terjadi,ia juga ikut bangga anak nya menjadi orang sukses semua,ke empat anak nya melihat ayah nya,segera mereka menyapa keluarga kecil ayahnya sekaligus menanyakan kepergian ayahnya,dan semua mendengar cerita perjalanan hidup ayahnya yang hilang hingga kembali ke rumah.Tak ada dendam kebencian di hati anaknya Nadhira berhasil mendidik anaknya untuk tidak benci ayahnya apapun yang terjadi.Kini anak Nadhira menjadi semakin sukses dan dikenal banyak orang dari berbagai  kalangan,mereka menjadi bintang dan menebarkan kebaikan untuk semua orang.Pentingnya kita sebagai orang tua memahami karakter dan passion anak,dan sadar semua anak cerdas dengan kecerdasannya masing-masing.Jangan pernah membandingkan anak satu dengan yang lainnya,bahaya bisa merusak mental nya,kita harus membuatnya melejit bersinar dengan kemampuan yang dimiliki anak,buat anak percaya diri dan bangkitkan semangat untuk berkembang.Ayo kita menjadi orang tua yang Sholeh dan percaya diri,yakin kita  mampu menjadikan anak kita bintang yang bersinar akan prestasinya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar