Orang tua di seluruh dunia pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya dalam hal apa pun,dari makanan,pendidikan,pergaulan,dan lain-lain semua di perhatikan,bahkan banyak orang tua yang tidak sadar dan sengaja salah dalam pengasuhan,niatnya baik tapi malah jadi salah asuh ini semua karena ketidak sengaja'an dan ketidak tahuan kita sebagai orang tua,maka penting nya kita untuk jadi orang tua yang percaya diri dalam mendidik anak,kita butuh ilmu butuh skiil dalam mengasuh anak,tidak asal asalan apa lagi di zaman now di era digital kita sebagai orang tua harus upgrade diri jangan mau kalah dengan anak-anak.Apalagi yang mempunyai anak usia remaja ini tidak sama perlakuan atau pengasuhan nya dengan anak yang belum remaja,karena bagi anak remaja punya tolak ukur sendiri,kita harus jadi layak nya teman untuk anak remaja kita,bagaimana cara nya kita bisa menjadi tempat curhat anak kita,dan mereka nyaman bertanya atau bahkan nyaman ngobrol dengan kita,kebanyakan remaja saat ini jauh dari bounding orang tua ny tak banyak yang jadi salah langkah ikut tawuran,ikut geng motor,merokok dan lain nya.Orang tua zaman now harus punya bekal ilmu,zaman now banyak kompetitor berbeda dengan zaman dulu,yang anak-anak di didik misal asal-asalan pun insyaallah mereka aman,tapi untuk saat ini hanya mengunakan metode zaman dulu dalam hal mendidik anak bisa jadi salah asuh,kita harus paham dunia anak,setidak nya kita punya skil dalam mengasuh anak,jadi kita tidak bingung menghadapi anak yang banyak drama,yang bikin emosi,dan lain-lain.0-7 tahun itu menentukan ke depan nya,jangan merasa aman karena yang di lihatnya nanti 10 atau 15 tahun ke depan,maka dari itu jangan sampai salah asuh,sekarang banyak parenting dan setiap keluarga mempunyai parenting nya masing-masing,tidak sama 1 sama lain nya,parenting a mungkin cocok untuk si ibu A tapi belum tentu cocok dengan ibu B,dan ibu B cocok nya dengn parenting C ini misal kan istilah nya begitu,banyak sekali ilmu pareting sekarang, banyak seminar di adakan,buku-buku parenting banyak di jual dan di tulis,dan untuk itu orang tua sekarang harusnya lebih mudah untuk mencari ilmu parenting dan mencari mana yang cocok untuk di si aplikasi kan di kehidupan nya.Seperti kisah orang tua yang bernama Tia dan Bian yang sudah di karuniai anak 4 dengan jarak yang berdekatan,anaknya usia 6 tahun,5,4 dan 3 tahun,2 laki-laki anak pertama dan kedua,dan 2 perempuan.Semua orang bertanya kepada mereka bagaimana mereka mengasuh anaknya apakah tidak pusing,repot,apakah ada asisten rumah tangga nya yang ikut serta membantu melihat jarak yang berdekatan,sebelum mereka punya anak mereka paham tanggung jawab sebagai orang tua itu berat sehingga mereka tidak mau jadi orang tua yang gagal,Tia mempersiapkan diri sebagai ibu yang akan lebih banyak waktu bersama anak ia butuh ilmu parenting yang akan ia gunakan dalam mendidik anak,perjuangan Tia harus pergi ke berbagai kota demi mencari ilmu untuk ikut dalam seminar parenting,ia pun tergabung dalam komunitas parenting yang setiap waktu nya berbagi ilmu,dan membaca buku dari para pakar parenting yang tidak cukup 1 orang untuk ia jadikan referensinya,Tia gunakan waktu nya sebaik mungkin untuk mencari ilmu pengasuhan anak sebelum ia mempunyai anak,karena ia kalau sudah punya anak bisa fokus dengan anaknya,beberapa waktu kemudian Tia hamil sampai memiliki 4 orang anak,ia bersyukur ilmu parenting yang ia pelajari bisa di aplikasikan di kehidupan nya.Bian walau tidak ikut belajar tapi istrinya selalu sharing mentransfer ilmu yang ia dapatkan agar dengan bersama-sama kompak menjalankan aturan yang mereka buat,mereka menerapkan SOP di rumah nya mereka buat berdasarkan kesepakatan bersama beserta konsekuensi nya,jadi siapa yang melanggar SOP maka harus di tindak sesuai konsekuensi yang berlaku dan ini di butuhkan ketegasan dan konsistensi orang tua.Tia juga melatih kemandirian anak ,mungkin bagi sebagian orang melihat ketegasan Tia ,banyak yang akan nilai bahwa Tia itu ibu yang galak,ibu yang pelit,ibu yang keterlaluan,dan lain nya.,Jika Tia sedang menindak anak nya yang melanggar SOP yang ada,maka Bian tidak akan membantu,membela di depan anak nya,biarkan anak nya paham atas kesalahannya.Ank-anak mereka juga di latih nya sejak dini, terlihat kejam bagi yang melihat dan tidak paham pengasuhan,karena di saat anak pada umumnya hidup di manja,justru Tia melatih kemandirian anak nya,anak Tia bernama Musa,ilyasa,Aisya dan Asma..ke 4 anak nya wajib punya tugas domestik ,setiap harinya masing-masing anak punya tugasnya ada yang menyapu,mencuci piring,membereskan maenan,membuang sampah, mengepel rumah,menjemur pakaian,dan lainya tentu itu semua butuh di ajarkan di arahkan tidak maen suruh dan di lepaskan begitu saja.Tia bahagia anak nya mampu melakukan domestik ada harapan untuk anaknya terutama anak laki nya ,ia ingin kelak putranya setelah menikah bisa membantu istrinya dalam hal domestik,dan untuk putrinya kelak bisa jadi istri dan ibu yang hebat untuk keluarga nya.Semua orang yang melihat Tia akan berkata anak nya baik,kalem,sopan,pinter,mandiri tidak pernah membantah atau membuat Tia marah dan banyak yang merasa salut dengan nya bisa strong urus anak tanpa bantuan ART,yang terlontar dari Tia hanya ucapan Alhamdulillah semua karena Allah mudahkan.Padahal yang terjadi sama dengan para orang tua lain nya yang merasakan capek,belum lagi konflik antar anak yang siap membuat emosi ibu meledak yang terkadang ibu capek dengan dirinya yang rentan tersulut emosi,rumah yang berantakan akibat anak yang bebas maen tanpa maen hp karena di larang nya,bedanya Tia belajar dan punya skill sehingga terlihat baik-baik saja terlihat beda dari yang lain.Banyak yang nilai Tia sabar, padahal sama aja suka ngamuk dan marah apalagi kondisi yang lagi lapar,ngntuk,capek dan lain lain .Bian selalu mendukung istrinya ia percaya semua yang di lakukan istrinya pasti baik.Tia selalu berusaha bahagia agar bisa berbagi kebahagiaan untuk anaknya,ia menjaga agar tetap waras dengan cara menjaga agar tidak capek ngntuk,lapar karena di saat ngantuk lapar ini rentan sekali emosi nya tersulut,ia pun tidak peduli omongan orang karena orang lain tidak akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi dengan anaknya,tetap diri sebagai orang tua yang di salahkan,ia tak peduli di anggap asing dan berlebihan dan di nilai terlalu banyak aturan untuk anak nya,bahkan awalnya keluarga nya pun keberatan dengan cara pengasuhan Tia,dan ia juga pernah kesusahan untuk leluasa menindak anak kalau melanggar SOP saat di rumah keluarga nya,tapi ia tak bosen menjelaskan tanpa terlihat menggurui keluarganya terutama orang tuanya dan terbukti setelah beberapa waktu keluarga sudah paham dan justru mendukung nya.Tia dan Bian memang kompak dalam pengasuhan anak,saling mendukung, mereka memang melarang anaknya bermain hp sampai anak nya di katakan miskin oleh teman nya sendiri,tapi itu tak membuat anaknya sedih karena sudah paham alasan di larang nya punya hp sendiri sebelum usia 18 tahun,di rumah nya pun tidak ada televisi,dan sekeluarga menjalankan progam 1821 yaitu sebuah gerakan untuk bounding keluarga yang isinya itu belajar,bermain bicara alias ngobrol.Tia juga selalu fokus saat dirinya membersamai anak tidak dengan sambi sambilan,tentu sangat beda bersama anak dengan di dekat anak,kebanyakan orang tua di dekat anak tapi tidak fokus melainkan bermain hp atau lakukan sambilan aktivitas,ia selalu melakukan quality time dengan anak nya,anaknya di ajarkan tentang zona pertemanan dan bagaimana marah yang sehat.Alhamdulillah anak mereka tumbuh menjadi sosok anak yg Soleh dan Sholeha punya akhlak yang baik,empati yg baik,pintar mengelola emosi nya,dan lain-lain,semua itu butuh perjuangan yang luar biasa.Sejatinya kita jadi orang tua tugas kita adalah mempersiapkan anak untuk berpisah dengan kita,itu lah kenapa penting nya melatih kemandirian anak sejak dini agar anak itu mampu bertahan dan tidak menyusahkan orang lain kelak.Semoga banyak orang tua yang mau belajar menjadi orang tua yang baik untuk anak nya.Menjadi orang tua yang di jadikan role model anak nya,menjadi tempat curhat nya anak,menjadi orang tua yang mengerti jiwa anak nya, Jangan segan untuk minta maaf jika kita melakukan kesalahan kepada anak kita,selalu puji anak kita di saat mereka melakukan sebuah kebaikan,jangan banyak ngomong di saat anak sedang bermasalah,jangan lupa bantu anak untuk mengeluarkan sampah emosi dalam dirinya dengan menebak perasaanya mengakui perasaannya.Semoga kita sebagai orang tua di mudah kan dalam mendidik anak-anak menjadi anak yg Sholeh dan Sholeha aamiin ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar