Kehilangan penyemangat hidup itu menyakitkan,seakan terasa hambar dengan kehidupan yang penuh huru hara,seperti ini lah yang tengah di rasakan oleh Arumi.Dia seolah sedang melanjutkan hidup tanpa tujuan yang jelas akibat dia butuh support sistem yang baik tapi tak kunjung dia dapatkan ,baik itu dari keluarga,saudara ,teman atau suami nya sendiri.
Dia merasa jiwanya butuh di tolong tapi dia bingung harus bercerita ke siapa dan harus di mulai darimana,waktu nya selalu tersibukan dengan seputar domestik dan anak-anak,terasa bosan terkadang,Arumi butuh teman ngobrol,butuh di perhatikan,dia lelah jiwa raga,tapi dia harus strong di mata semua orang,dia tidak mau terlihat lemah atau terlihat sedang tidak baik-baik saja.Arumi capek harus berpura-pura dengan hidup nya dengan perasaan nya,capek banget pura-pura bahagia, pura-pura baik-baik saja,semua itu tidak ada 1 orang pun yang tahu bagaimana tertekan nya jiwa Arumi bahkan suami nya sendiri tidak tahu dan tidak menyadari nya.Di saat malam dia merasakan kesepian dalam jiwa nya,merasakan seperti hilang arah,dia merasa bosan dengan rutinitas kehidupan nya,dia iri dengan temannya yang menjadi wanita karir dengan kesibukan nya dan secara pasti sudah mandiri finansial ya,Arumi terkadang jadi suka badmood mungkin karena jiwa nya lelah gersang dan tidak ada yg mengerti dia,ada dan tidak nya suami nya itu sama sekali tidak berpengaruh untuknya,dia tetap kesepian dalam keramaian,dia tersenyum dalam kesedihan..bahkan dia lupa kapan dia terakhir kali tersenyum lepas bahagia tanpa beban,suami Arumi terlalu sibuk dengan dunia nya dengan kerjaan nya hingga nyaris tidak ada waktu untuk nya dan juga anak-anak.Arumi terkadang menyesal layak nya ia gagal menjadi sosok ibu untuk anak-anaknya,tak ayal sering anak - anaknya jadi sasaran kemarahan nya yang tak jelas,dia pun merasa bingung dan bertanya ada apa dengan ku?kenapa aku tak bahagia,apa yang sebenarnya aku cari dan aku butuh kan ?? Bagaimana aku bisa berbagi bahagia dengan anak ku kalau aku sebagai ibu tidak bahagia,apa yang harus aku lakukan ,aku tidak mau seperti ini,aku merasa rugi waktu rugi tenaga,aku tidak mau salah didik anaku,tapi aku tak mengerti dengan diri ku sendiri ..hampir setiap malam Arumi intropeksi dan evaluasi diri tentang apa yang terjadi di hari hari yang di lalui nya,hampir setiap hari dia selalu marah,dia merasa bosan,dia merasa kesal dll.dia ingin bercerita dengan sahabat dekatnya tapi dia selalu berpikir apakah ini solusi kalau bercerita?apakah yakin bakal aman dengan ceritaku ini di jaga oleh sahabat ku ? Ntahlah Arumi selalu banyak berpikir sebelum bertindak,dia sosok yang pemikir keras memang,segala hal di pikir dari hal kecil sampai besar.Seiring berjalan nya waktu dia semakin merasa sepi sunyi senyap jiwanya,bahkan sosok suaminya pun tak mampu membuatnya nyaman atau bahagia walau sekedar berbagi keluh kesah,semati rasa itu kah dengan Arumi? Apa kiranya penyebab Arumi seperti itu ? Adakah karena sikap suaminya yang kurang dalam perhatian,dalam memberikan waktu untuk keluarga,atau karena ada faktor lain,apa Arumi sudah mencoba mengungkapkan apa yang dirasakan kepada suaminya,sedang seperti nya suaminya sangat lah sibuk,kerja dari pagi dan pulang hampir larut malam,waktu untuk bercerita pun terasa sulit,hanya di pagi hari dan sebentar, itu pun suami nya harus terburu-buru kerja.Arumi sudah kebal dengan rutinitas nya hingga merasa bosan dengan sendirinya.Arumi mencoba berubah menjadi lebih baik dengan berbagai cara,agar bisa menikmati hidup nya dengan tenang dan damai walau perasaan nya semakin sepi,kosong,dan Dia menyadari berharap terhadap makhluk itu akan membuatnya kecewa,dia ingin memantaskan diri di hadapanNYA .Dia sadar waktu akan terus berjalan,dia berharap akan ada keajaiban di kemudian hari,dia menyemangati diri nya sendiri untuk tetap strong demi anak-anak,dia harus keep waras untuk bisa mendidik anak-anaknya,dia ingin menjadi ibu dan istri yang hebat.Suami nya tetap tidak berubah dan sulit rasanya menggapai nya dan meminta untuk menjadi apa yang Arumi mau,padahal sangat sederhana Arumi hanya meminta waktu nya untuk kuality time bersama keluarga kecil nya ,tapi untuk kesekian kali nya diaharus kecewa dengan keadaan yang belum berubah,tak ada harapan,semakin merasa jauh dan asing,Arumi lelah luka nya terlalu dalam,dan suami nya tidak menyadari itu,suami nya anggap semua baik -baik saja,karena Arumi yang terlihat banyak berubah menjadi pendiam dan sedikit cuek dan dingin,tidak seperti sebelumnya yang selalu protes saat suaminya pulang kerja,yang selalu menegur membeberkan kemauannya,atau antusias bercerita keseharian nya yang ia lalui walau di respon biasa saja sama suami nya,tidak ada tanggapan apa-apa2,mungkin suami Arumi sudah lelah dengan pekerjaannya.hingga untuk sekedar mendengar keluh kesah istri nya sudah tidak sanggup.Suami nya memang penyabar dan penyayang,tapi terlihat easy going terhadap sesuatu masalah,tentu dengan keluh kesah Arumi di anggap nya angin lalu,hingga Arumi merasa geram dan capek.ya begitulah , laki-laki lebih mengedepankan pikiran atau logikanya,sedang perempuan lebih memakai perasaan,dari sini sudah terlihat beda,tentu beda juga menyikapi suatu masalah..yang 1 nilai A yang 1 nilai B.Ternyata komunikasi itu penting dalam sebuah keluarga,kuncinya komunikasi harus lancar dan baik agar kalau ada masalah apa pun bisa di selesaikan degan baik,suami harus bisa menjadi tempat cerita untuk istrinya,ternyata ngobrol itu sangat baik apalagi ngorbol yang tidak jelas,ini dalam artian ngobrol yang benar-benar ngobrol bukan di saat bersama itu yang di obrolan hanya masalah -masalah terus.Dan Arumi di sini terus menyibukkan diri atau upgrade diri untuk selalu menjadi lebih baik,dia bertekad untuk menjadi istri dan ibu yang baik, apapun dia akan usahakan demi kebahagiaan semua nya,tidak akan ada yang sia-sia dari perjuangan akan ada buah kesabaran nanti nya semua hanya menunggu waktu.Dan Arumi sudah mengikhlaskan semua yang terjadi di hidupnya dia akan tetap melanjutkan hidup nya, di nikmati di syukuri dan dia akan menjadi penderma cinta bukan lagi pengemis cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar