Minggu, 22 Juni 2025

TITIK BALIK


Hallo semuanya happy weekend yah..hari Ahad kelabu sekelabu hidup ku hehe..tahu tidak sih gaes kalian pernah tidak sih merasa jiwa kalian itu kaya kesepian gitu,kaya sedang mencari sesuatu yang kita tidak ahu apa itu,pernah merasa tidak sih jenuh bosan dengan hidup yang kayanya begitu-begitu saja,bosan dengan suasana,bosan dengan rutinitas,bosan dengan  keadaan,pernah tidak sih kalian itu juga merasakan hampa atau mati rasa begitu,hal apa yang kiranya membuat kalian itu mati rasa ?? Apa benar ya cinta itu bisa hilang,bisa tumbuh,bisa berkuranga?? Apa kah karena sering nya berinteraksi pasti bisa muncul itu cinta,pernah tidakk kalian merasa hilang arah atau mengalami depresi ?? Kesalahan apa yang membuat kalian itu tersadar dan yakin dengan kesalahan kita lalu bertaubat dengan sebenarnya taubat.Kisah ku yang pernah ku alami yang membuat aku terkena psikisnya mental nya,aku menikah di usia ku sekitar 24 tahun tepat di tahun 2024 aku menikah,pernikahan yang sangat sederhana karena aku ingin beneran berkesan atau terasa kekeluargaan sekali,aku tahu kita menikah tanpa adanya pacaran hanya modal bismillah yakin saja,dilema itu pasti waktu itu karena semua nyaris seperti mendukung,padahal dari kesiapan mental aku belum siap,ada ketakutan-ketakutan tersendiri nanti nya,aku hanya inget nasehat-nasehat seperti nenek carilah orang yang mencintai kita bukan kita yang mencintai,nasehat para sahabat yang mengatakan cinta itu bisa timbul belakangan,dan karena terbiasa bersama,nasehat Tante yang mengatakan kalau kamu punya rasa sedikit kasihan itu biasanya nanti nya timbul rasa sayang atau suka,nasehat oom cari orang yang bisa,mengerti dan menerima kamu dan keluarga kamu,dan terpenting yang bertanggung jawab,nasehat adik dari kakek bilang enak loh hidup ikut suami percaya lah mau gimana -gimana enakan sama suami,dan masih banyak lagi nasehat-nasehat yang menjadi bahan pertimbangan ku untuk menyiapkan mental untuk berumah tangga, sebelumnya aku menikah pun aku ikut kajian khusus pranikah di ponpes dulu kajian munakahad,dari situ aku mulai paham nanti nya aku harus bagaimana menjadi istri yang baik untuk suami,satu per satu sahabat ku menikah,ada yang dadakan ada yang emang proses pacaran dulu tapi banyak yang lewat ta'aruf saja itu pun hanya beberapa bulan waktunya kalau cocok prosesnya pasti cepat,seketika di otak ku berpikir mereka hebat,mereka keren ya tak takut salah pilih atau bagaimana,aku yang waktu itu sangat cuek dan dingin rada susah untuk membuka hati ke lawan jenis,ntah lah mungkin ada trauma atau bagaimna,aku anak broken home mungkin ada hubungannya rasa trauma dan tidak percaya lelaki atau semacam takut kalau berakhir seperti orang tua ku.Dan karena sebuah omongan dari keluarga atau lebih tepatnya desakan untuk cepat menikah karena dah 24 tahun takutnya aku tidak berminat nikah, karena ada saudara ku gadis tua yang sampe 32 tahun belum juga menikah,jadi lah aku terpaksa mau menikah dengan siapa yang nantinya datang melamar ku.Singkat cerita ada seorang Ikhwan yang berani menghadap keluarga ku kalau ingin serius dengan ku,aku syookk di buat nya aku lihat bukan kriteria ku banget aku suka yang stylish,coll,aku harus bagaimana dan seketika itu aku ingat pesan ustadzah jika ada yang datang kepadamu untuk khitbah seseorang yang baik agama nya maka jangan di tolak,senentara waktu itu yang terlihat baik agamanya hanya Ikhwan yang bukan kriteria ku banget,lalu bagaimana apa kah aku harus menerimanya,sungguh dilema sekali akhirnya aku mulai mencari informasi tentang Ikhwan itu,satu fakta yang membuat ku mau menikah dengannya yaitu dia sangat sayang sekali dengan ibu nya sangat berbakti sekali pada ibunya,ini lah yang buat saya terharu dan merasa ok nih orang sama ibunya saja begitu sayang pasti dengan istrinya bakal jauh lebih sayang,lalu terjadilah apa yang semuanya sudah pada di nantikan yaitu pernikahan ku.Alhamdulillah aku resmi menikah dengannya tetapi di saat hari H nya  ntahlah aku kok kaya tidak bahagia kaya biasa saja kaya tidak menikah bahkan para tamu sudah ada yang berdatangan sudah ramai di rumah nenek tetapi aku tak kunjung bersiap-siap mandi atau di rias sampai ada yang marahin aku,barulah aku mandi dan aku di rias oleh bulek ku sendiri,dan saat aku di rias belum selesai calon suami sudah datang dan masuk di rumah nenek sedang aku di rumah bulek ku sebelah rumah nenek,tentu saja setelah aku selesai bergegas tempat nenek dan akhirnya aku duduk di luar bersama bulek karena proses ijab qobul akan segera di mulai,yah saat sang suami sedang berbicara tetiba salon nya itu mati dan hanya aku yang berucap “Alhamdulillah” seketika celetukan tak mengenakan dari belakang ku yaitu keluarga dari calon suami mereka mengatakan”bagaimana sih MB salon mati kok Alhamdulillah “ seketika aku malu dan tertunduk sebelum aku dan bulek beristatap dan tersenyum,yah bulek ku yang mengasuh diriku dari kecil ini yang tahu sekali bagaimana perasaan ku waktu itu jadi bulek mengerti kenapa aku reflek bahagia karena salon mati.Tahu-tahu maen sah saja,aku masih belum sadar aku sudah menikah hehee.. teman-teman ku bilang itu suami mu menangis dengan ibunya tapi aku tak peduli masa bodo aku jojong saja Selfi foto dengan yang lain nya.Singkat cerita 3 bulan berlalu tetapi aku masih belum bisa adaptasi dan sadar diri aku ini dah nikah loh,rasanya kok masih asing ya suami ku ini,sampai aku merasa kok aku tak bahagia sih sama kaya yang lainnya yang bahagia sama pasangannya,ujian buat ku gaes merasa kaya hampa merasa kaya harus berjuang sendiri bagaimana menumbuhkan rasa cinta terpenting bagaimana caranya aku membuka hati ku agar mau legowo menerima takdir NYA. Suami ku sangat sabar sekali dengan ku tak pernah memaksa,marah,atau apa lah itu dia memahami karena aku belum ada rasa cinta atau sedikit nya mau menerima pernikahan ini,aku sampai di nasehatin teman ku yang sebenarnya kita tak begitu dekat dia berkata yang membuat aku semacam kaya tamparan keras dan sadar kesalahan ku selama ini,dia berkata agar aku taubat jangan jadi istri durhaka dengan suami nya dia tidak mau punya teman dan berteman dengan orang yang durhaka dengan suaminya seperti ku,aku merasa tercubit hatinya merasa sakit,sedih,waktu itu aku mikir aku tidak mau  kehilangan teman seperti dirinya,padahal kalau aku sombong atau bermain ego bisa saja aku bilang “bodo amat lah kehilangan kamu tak rugi masih banyak teman ku yang lain kok yang masih mau berteman dengan ku” tetapi ini tidak justru aku merasa sangat terpukul sekali dan ingin sekali aku buktikan aku tidak seperti yang dia kira,dia juga mengatakan jangan menghubungi nya jika belum ada kabar aku hamil jedarrrrr bagai di samber petir di siang hari rasanya sakitttf sekalii.Yah dari situ lah aku merasa aku emang yang salah aku banyak merenung banyak berpikir hingga aku memutuskan untuk membuktikan aku pasti mampu tunjukan ke dia kalau aku adalah istri yang baik,dan 1 bulan kemudian aku positif hamil aku seperti mimpi gaes aku tak percaya aku syok juga,aku tak siap dengan kehamilan ku,akhirnya aku mengabarkan kepada teman ku aku sudah hamil apakah dia mau berteman dengan ku? dia dengan bahagia mau dan memaafkan ku atas kelakuan ku yang dia anggap tidak baik untuk jadi seorang istri Alhamdulillah aku sangat bersyukur sekali dan aku bisa fokus dengan kehamilan ku,dan waktu itu aku tinggal di pondok bersama suami di saat aku hamil muda,aku merasa kaya ada hikmah tersendiri saat aku beneran pasrah dengan keadaan,ya masa-masa tinggal di pondok itu lah masa yang indah buat ku ,berkumpul bersama orang-orang Sholeh aku banyak belajar dengan para umahat bagaimana caranya menjadi istri yang berbakti dengan suaminya,aku sudah mulai sedikit berubah meski belum bisa membuka hati ku sepenuh nya tetapi mulai sadar aku sudah jadi istri ini adalah sesuatu kemajuan yang amazing.Singkat cerita aku sudah melahirkan anak 1 ku tetapi lagi-lagi rasa bosen,sunyi,dan lainnya datang,sebisa dan sekuat mungkin aku tepis dan abaikan perassan itu,aju haya fokus untuk bertahan di pernikahan yang tidak ada cinta tetapi mampu terlihat indah di mata yang melihatnya,biarlah cukup ku pendam saja aku pura-pura bahagia dan baik-baik saja,seiring berjalannya waktu banyak sekali ujian yang kita hadapi di awal pernikahan,ya itu lah bumbu nya cinta hehee..setiap tahun berbeda ujiannya ya,5 tahun pertama menentukan kedepannya karena masih dalam posisi saling mengenal satu sama lainnya.Setiap tahun aku selalu melahirkan anak aku pikir hadirnya anak akan membuat ku jatuh cinta atau yah setidak nya ada perubahan dalam hidup ku,nyatanya zonk hhehee aku merasa tetap hampa gaes,tapi aku diam membisu aku abaikan rasa hampa ku,dan terus aku berusaha untuk bertahan karena selama ini suami sangat penyayang, penyabar,itu dah cukup buat ku,meratukan diriku pokok nya dah baik lah y cuma masalah nya ada di diri ku ini yang ntah kenapa aku tak bisa jatuh hati dengan suami ku dengan segala kebaikan dan ketulusan yang diberikan untuk ku,apa aku yang kurang bersyukur atau karena selera ku yang ketinggian atau karena bukan kriteria ku jadi kaya “yah aku kan tidak suka “aku jadi inget nasehat teman-teman yang katanya cinta bakalan tumbuh mana ada cerita itu untuk ku,tidak ada tumbuh bahkan malah biasa aja dingin,datar,itu lah diriku,sudah 5 tahun aku menjalani pernikahan tetapi tetap saja tak merasakan bahagia,sampai aku bertanya ada apa dengan diriku ini?? Kenapa ya kok aku tidak bahagia?? Apa yang buat aku tidak bahagia sih? Apa kurang nya suami lalu apa yang sebenarnya yang aku cari sih ?? Mau cari modelan yang bagaimana lagi belum tentu Nemu yang sesabar suami,terus aku selalu berperang dengan pikiran ku,hati dan pikiran tak sejalan tak sinkron,ah sudah lah jalani saja nikmatin saja ini sudah takdir ku,sabar saja mungkin ada hikmah nya kedepan nya,begitulah diriku berusaha menguatkan diri sendiri tanpa orang lain tahu apa yang aku rasakan saat itu,tahu nya aku bahagia anak nya dah banyak hem padahal tak seindah yang mereka kira,mungkin orang lain heran orang tidak cinta kok bisa bertahan lama dan mau punya banyak anak,ya itu lah diri ku yang di anggap aneh,aku fokusnya kalau anak nya banyak mungkin ada tumbuh rasa itu nyatanya tetap zonk juga.Aku pernah bilang ke suami setiap rumah tangga punya ujian nya masing-masing satu sama lainnya itu ujian,dan ada yang di uji dalam hal anak,kdrt,kesehatan,ekonomi atau perselingkuhan,jika nanti aku di uji dengan sosok yang alim cool sesuai kriteria ku tolong ya bi tetap bersama ku dan ingatkan aku,karena aku takut goyah,yah aku pernah berkata demikian,dan qodarullah 3 tahun kemudian aku di uji hadirnya orang ke 3 di antara kami gaes,luar biasa ujian yang berat karena aku sampai kena psikis nya kena mental nya, bagaimana tidak Allah uji diriku di saat aku merasakan hampa,mati rasa,kesepian, pura-pura bahagia dan lainnya,di uji dengan rasa cinta yang datang di saat waktu yang tidak tepat,aku tersiksa aku dilema aku tahu ini cinta terlarang,tapi aku tak mampu melawan perasaan yang aku alami,yah sosok yang hadir tanpa di duga itu memang sosok yang aku benget impikan,dengan dia aku merasa jadi nya diri sendiri,merasa hidup itu lebih berwarna,lebih bersemangat,pokoknya amazing lah y,aku tak lagi kesepian aku tak lagi merasa tidak di perhatikan kayanya itu plong aja kebutuhan batin itu kaya tercukupi kaya dengan banyak nya pujian,kata romantis padahal aku orang yg cuek,dingin,dan datar pasti ilfil kalau ada yang sok gombalin,sok romantis itu ngerasa kaya tidak suka,tapi ntah kena dengan sosok Ikhwan ini aku benar-benar kaya terhipnotis gitu,susah payah aku membentengi hati ini agar tidak goyah dan tergoda rayuannya karena pesona nya yang luar biasa kuat sekali,kita merasakan cinta yang dari hati tetapi kita sadar saling di miliki orang lain kita sadar ini tidak benar adanya tapi apa daya kita tak mampu,singkat cerita 1 tahun berlalu aku sedih aku kangen aku rindu dirinya bagiamana tidak mau tidak mau kita harus mengakhiri hubungan terlarang itu,suami tahu segalanya karena aku jujur dengan dia dari awal,ntah terbuat dari apa hati suami ku ini tak marah atau apa,hanya sabar meski terlihat ada kesedihan dan kekecewaan bagaimana tidak di cintai oleh istrinya sendiri meski dia tahu dari awal dan dia rela berjuang demi istrinya bisa jatuh cinta dengan nya tetapi malah aku yang bermain hati terang terangan di depan nya bukan di belakangnya,ngelunjak kan aku ini astaghfirullah….intinya di saat kita memutuskan hubungan itu baik-baik saling meminta ridho nya,singkat cerita aku pikir sudah selesai perkara cinta terlarang,yah ceritanya sudah usai tetapi perasaan itu tidak bisa hilang begitu saja butuh waktu lama untuk aku kembali pulih normal lagi,aku kena psikis nya bisa aku dalam diam menangis nyesek banget,sakit banget,rindu banget,dan lainnya,aku seperti kehilangan separuh jiwa ku,aku kehilangan semangat ku,yah mana waktu itu aku sedang hamil anak ke 6,aku pikir dengan aku hamil aku bisa lupain dia ternyata tidak aku hanya pura-pura melupakan saja di mulut aku bilang tidak lagi berhubungan dengan Ikhwan itu tidak ada lagi rasa,padahal aku sedang membohongi diriku sendiri nyatanya aku kangen berat aku sakit sekali tak bisa berhubungan dengan dia,aku kaya orang linglung aku sepi dalam keramaian aku diam dalam sedih,pokokny dah kaya depresi gitu lah,sering menangis kalau inget dia,pokoknya susah banget lah ngelupain nya,aku tak berani cerita dengan suami  apa lagi orang Melahirkan anak ke 6 ini aku sedikit bisa berkurang mengingat tentang dia karena tersibuk kan oleh ngurus anak dan lainnya,tapi tetap aku masih suka rindu dengannya bahkan hanya bisa menangis jika aku rindu,aku hanya berharap dia disana selalu ingat diriku di saat dia sendiri maupun dengan keluarga nya,kita sama-sama menjaga dan mencintai dalam diam,dalam hati aku berkata “ya Allah tolong lah hamba mu ini hilang kan rasa cinta yang ada untuk nya jika memang itu tidak baik dan benar”.1 tahun kemudian Alhamdulillah dengan penuh perjuangan menyibukan diri degan membaca buku atau bermain dengan anak-anak itu membuat aku lupa tentang dia,dan aku bisa berdamai dengan keadaan sudah bisa menerima ini loh takdir ku,Allah itu tidak memberi apa yang kita inginkan terkadang Allah berikan apa yang kita butuhkan, Alhamdulillah aku merasa plong dan lega,dari sini aku menyesal dan menyadari betapa baik nya suami ku tidakmarah dan menceraikan ku padahal sakit hatinya tak bisa di jelaskan lagi,dari sini aku pun bertaubat dan berjanji untuk tidak lagi bermain hati,dan beriman dengan takdir Allah, bersyukur atas apa yang Allah berikan untuk ku saat ini.Alhamdulillah pelajaran yang aku ambill yakinilah gaes apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita ingat itulah yang terbaik buat kita,Allah tak peran dzalim dengan hambaNya,jadikan semua itu pelajaran yang berharga,semoga kita semua selalu di berikan petunjuk untuk selalu berada di jalan kebeneran.Aamiinn Ya Rabb.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar