Haii semua …kalian pernah GX sih merasakan beban mental atau lelah mental,capek tahu hidup penuh pura-pura,menurut kalian apa sih definisi bahagia itu?? Lalu yang buat orang begitu dengan mudah bahagia itu karena apa ?? Kalau kita dalam kondisi mental tidak baik-baik saja apa yang harus kita lakukan? Bahagia itu sederhana seperti ungkapan pada umumnya,namun kenyataanya tak sesuai ekspektasi,apa lagi jika mental kita di hajar habis-habisan sampai terkena psikis kita,terbayang kan luka batin yang bagaimana dan ibu butuh di tolong jiwa nya butuh di obatin luka nya,harusnya kita tak peduli siapa orang yang telah membuat kita terluka,tersakiti,tetapi fokus lah dengan siapa yang mampu membuat kita tersenyum kembali,mengobati luka yang terlalu dalam,sulit tapi tidak ada yang tidak bisa kecuali kita yang malas.Luka fisik akan sembuh seiring waktu berjalan sedang luka batin akan selalu ada sampai kapan pun rasanya,kronologi kejadiannya semua masih membekas dan teringat jika kita berada di momen atau bersama dengan suasana tanpa di sengaja momen itu sama atau mengingat kan kejadian yang membuatnya luka.Seberapa sering kita bisa kontrol agar tidak sering untuk teringat masa lalu yang membuat luka nya kembali terkoyak,semua harus di mulai dari kebiasaan dan berdamai dengan keadaan dimana pun berada dan sampai kapan pun.Lelah mental itu normal setiap orang pernah mengalaminya bahkan mungkin hampir tiap hari merasakan lelah mental tetapi keadaan yang membuat tak berdaya.Apalagi kalau itu lelah mental yang terjadi di dalam sebuah hubungan keluarga seperti pasutri,kebayang banget kan kalian bagaimana rasanya mau lari kabur bukan solusi bertahan tapi bikin sesak dada di tambah kita wanita yang lemah tak ada punya mandiri finansial dan semua serba bergantung dengan laki kita,ini berat sekali untuk terlepas apa lagi lepas dari zona nyaman dalam arti hidup enak walau batin tersakiti dia rela merasakan mental nya hancur berantakan,dia mampu berpura-pura tersenyum dalam tangis,bahagia dalam derita,terlihat tegar padahal rapuh,terlihat tenang aslinya gundah gulana,terlihat baik-baik saja aslinya kehilangan semangat hidup,bayangin kita di posisi itu bagaimana gaes lelah sangat bukan.Butuh sabar ekstra lebih,legowo tingkat tingkat tinggi,semangat tanpa batas,dan hanya di lakukan oleh orang yang jam terbang nya tinggi dan terbiasa alias kebal dengan sendirinya.Orang yang terbiasa tersakiti lalu tanpa di obati sakit nya,dan sakit nya itu sembuh dengan sendirinya,orang ini sangat dalam luka nya hingga bisa menjadikan orang ini hilang respect kepada siapa pun yang pernah melukainya walau secara tidak sengaja dan tidak di sadari.Kisah seorang gadis bernama Tia berusia 20 tahun hidup di desa bersama nenek dan kakeknya,sedang orang tua nya tinggal di kota hidup bersama adik-adiknya Tia,hidupnya tia sangat di manja walau penuh kesederhanaan,tetapi banyak aturan yang mengekang dirinya menurutnya itu karena terlalu di manja seperti tak pernah berurusan dengan domestik,apa lagi memasak sangat tidak pernah,kerjaan dia hanya belajar dan bermain,siapa sangka dia malah tertekan jiwa nya dia merasa garing dan kosong padahal hidup nya enak hanya tidur makan istilahnya,anak seusianya bisa menghirup kebebasan dalam bermain sedang dia tidak bisa karena ada SOP batasan bermain,dia sering menangis dalam diam nya saya sendiri,merenung seolah dia yang paling menderita,mungkin hanya jenuh dengan keadaan yang tak sebesar temannya,padahal aturan itu demi kebaikan dirinya dia lebih terjaga,diajuga merasa sedih di saat temannya pada dekat dengan orangtuanya sedang dia tak tinggal dengan orang tua nya,ada sepupu dia anak dari Tante nya yang baik dengannya tak ada hasad jika ibu mereka cenderung lebih sayang ke Tia,semua orang bisa melihat dengan jelas perbedaan pilih kasih nya,anak sendiri tak begitu di pedulikan tapi jika itu menyangkut dengan Tia sudah di pastikan dia menjadi prioritas,ntah karena alasan kasihan atau apa,untung anak Tante nya tak ada hasad dia anggap Tia layak nya kakak kandung nya,yang buat Tia insecure dengan semuanya adalah pendidikan yang terhenti sementara waktu dia tak bisa lanjut ke Sekolah SMA,setiap kali orang bertanya kelas berapa,sekolah dimana ini dia bagai ketusuk jarum nyeriiiii bin perih sekaligus malu,mau bagaimana lagi dia masih kecil tapi tidak sekolah tidak di urus orangtuanya tidak juga bekerja,tetapi tidak bisa bebas bermain dan happy-happy jadi terkekang masa muda nya.Orang tuanya di kota tinggal bersama kedua adiknya hidup nya tak jauh berbeda meski di kota tetap saja hidupnya jauh dari kecukupan,Tia anak yang cerdas di sekolah dia selalu juara kelas,banyak yang segan dengan nya,tetapi selalu dia insecure dengan diri nya mungkin karena dia merasa beda dari yang lain,dia hanya di asuh nenek sedang yang lain orang tuanya,dia suka sedih jika melihat temannya itu dekat dengan ibunya sedang dia ibunya aja tak peduli.Setelah lulus sekolah dan tidak lanjut lagi dia ingin kerja buat pengalaman hidup,dia ingin ke kota ikut orang tua nya siapa tahu di sana dapat kerjaan,dia malu di kampung semua seusianya sekolah apa lagi kalau para sepupu berkumpul yang di bahas sekolah dia hanya diam dalam hati merasa sedih dan malu tapi tak berdaya.Nenek mengizinkan kalau kangen orang tua boleh ke kota dan di berikan uang saku,laku dia pergi bareng saudara dari nenek,sampai di kota di rumah orang tua nya dia di sambut baik oleh semua orang ibunya yang bar-bar nampak tidak setuju dengan adanya dia,tetapi bapaknya seneng dia bangga punya anak yang cerdas,adik nya pun senang dia pamer ke semua temannya dia punya kakak yang cantik dan cerdas,hanya ibu nya yang terlihat jutek dan cuek,dia bercerita tujuan pulang karena dia tidak sekolah,dan ingin dia bekerja buat cari pengalaman hidup,bapaknya setuju karena tidak mampu membiayai sekolah mau bagaimana lagi,tapi ibunya kesel dengan Tia tak bisa di banggakan sekolah padahal nenek nya kalau mau pun masih mampu kok.Tia di kota ternyata banyak yang seumuran dengan nya yang juga tidak bersekolah,dia sudah berdamai dengan dirinya walau ada kecewa di hatinya,ya teman baru nya bercerita banyak yang bekerja dan kalau pulang di saat lebaran,semua jadi pada berubah cantik punya uang sendiri bebas dan bangga bisa beli kebutuhan sendiri tanpa minta orang tua malah justru kita yang kasih,ada yang sudah beli tanah,montor,bagusin rumah dan lain sebagainya,akhirnya Tia tertarik dan semangat nya untuk bekerja menggebu-gebu,Bapaknya mencari informasi kerja dapat lah seorang makelar yang memang suka cari kerjaan,Tia di titipkan ke tukang makelar itu,tanpa sepengetahuan ibunya,mereka berjanji bertemu di stasiun keesokan hari nya,Tia akhirnya kerja untuk pertama kali nya,tanpa orang yang tahu kecuali bapak dia izin dengan ibunya pulang tempat nenek,kini Tia sudah berada di kota yang jauh di Bangka Belitung dia dapat bos orang China,dia bekerja sebagai ART tapi sayang nya dia tak bisa apa-apa karena di rumah nenek kerjaan dia hanya belajar dan bermain tidak pernah nama nya menyapu,cuci piring atau urusan domestik lainnya.Pengalaman yang bikin dia sport jantung karena merasa bodoh sekali niat kerja tapi malah justru tidak bisa kerja apa-apa bisa di pecat kalau begitu,tapi Tia selalu jujur jika dia tidak bisa apa-apa untung teman kerjanya bisa memaklumi nya karena masih kecil dan belum ada pengalaman kerja,bos nya terkenal sangat tegas,crewet,galak,tapi juga royal.Dia selalu memperhatikan kerjaan yang dia belum ketahui,bos nya sangat baik kalau dengan Tia,bosnya rajin memberi tahu cara bekerjanya contoh nya cara membersihkan kamar mandi,ngepel dan lainnya,tak butuh waktu lama untuk Tia beradabtasi dengan tugasnya sebagai Art yg bertanggung jawab masalah kebersihan rumah bos nya,4 bulan kemudian Tia sudah jadi diri nya sendiri dia sudah paham apa yang harus dia kerjakan tanpa di suruh,sampai bos nya suka meledek harusnya Tia lah yang bayar bos nya karena dia sudah di ajarin sekarang sudah pintar,dia sangat bersyukur sekali akhirnya dia mampu bekerja dengan baik dan benar dan tanpa dia sadari mulai lah dia terbentuk karakter disiplin,rapi,cekatan,dan tanggung jawab.Tia senang sekali di saat dia menerima uang gajinya dia terharu dan bangga dengan dirinya sendiri,di kampung nenek nya juga Tante nya nungguin Tia yang tak kunjung kembali,semua berpikir mungkin dia betah tinggal di kota,sudah 4 bulan berlalu kini Tante dan nenek nya sudah bisa Nerima tanpa ada nya Tia di hidup mereka.Di saat itu juga ayah Tia datang ke kampung untuk memberikan kejutan bahwa Tia sudah bekerja di Bangka Belitung,,dan ternyata info kabar itu bikin semua syook dan tak terima kenapa di kasih izin untuk bekerja sedang dia di sehari-harinya tidak pernah apa-apa,mereka takut kalau Tia mengalami penyiksaan bagaimana cara menolong nya,ibu Tia ya juga marah karena merasa di bohongi izin pulkam kok malah melenceng ada di babel.1 tahun kemudian Tia di sekolahkan sama bos nya dia berteman dengan orang-orang cina,karena sekolah nya banyak orang cina,bosnya di telpon kakek untuk membolehkan Tia pulang karena dia masih harus lanjut sekolah dan tidak boleh memperkejakan anak di bawah umur,itu lah bosnya yang terus bersikuku menyekolahkannya karena bosnya sudah merasa nyaman dan cocok dengan Tia,dan akhirnya keluarga kakek juga dekat dengan bos nya,3 tahun berlalu kini Tia sudah lulus sekolah dia izin untuk sejenak pulkam temu kangen dengan keluarga nya, Alhamdulillah dia di izinkan pulang dengan syarat balik lagi kerja,Tia pulang tempat nenek di sana dia di sambut antusias, lama tak berjumpa membuat keluarga nya kangen canda tawa berkumpul bersama,tetapi Tia tetap harus adaptasi lagi karena dia merasa asing,dia juga pulang ke tempat orang tuanya, dia berbagi rezeki untuk keluarga nya terutama nenek dan Tante nya, setelah dia puas berada di kampung dia kembali balik ke Babel,di sana dia siap untuk kuliah di Bandung di salah satu kampus ternama di Bandung, Alhamdulillah selama kuliah di Bandung di ngekos dan sembari kerja di resto milik bos nya,Sabtu Minggu Tia kerja di hotel selebih nya dia ada di resto,semua berjalan lancar sampai dia bertemu dengan teman sefakultasnya dia cerita dia juga sama dengan Tia di sekolahkan di kuliahin tapi majikannya minta untuk dia keluar dari Islam,karena keadaan mau tidak mau dia jadi gadaikan aqidah nya,dia lebih memilih pindah agama alias murtad,dia menceritakan kisah nya dengan Tia agar Tia mencari tahu benar tidak nya nanti dia bakal di suruh pindah agama,karena selama itu juga bos nya tidak ada tanda-tanda untuk hal itu,tapi dia waspada selalu dia berterimakasih banyak atas info yang selama ini dia tak terpikirkan, dia harus segera pulang kampung dan memutuskan untuk menetap di sana dengan alasan orang tua nya sakit-sakitan,1 bulan di bandung dia berbicara dari hati ke hati dengan bos nya,dia bertanya terkait dia nanti bakal di suruh pindah agama tidak,jawab bosnya tidak,dan dia izin untuk kuliah di kampung saja dekat dengan orangtua dan kalau sudah lulus kuliah nanti bisa kapan saja maen ke babel,dengan pertimbangan yang panjang tukar pikiran dan lainnya akhirnya dia diizinkan untuk pulkam guna untuk lanjut kuliah,akhirnya dia pulkam kembali ke rumah nenek dia menangis karena hampir saja kehilangan agama nya,kini dia tidak lagi kuliah tapi justru buka usaha Frozen food,dia hanya belajar otodidak apa yang di butuhkan dia pelajari dan praktekan, Alhamdulillah usahanya membuahkan hasil sedikit demi sedikit lama2 menjadi banyak,buka cabang atau kembangin bisnis nya.Orang tua nya Tia sudah tahu cerita tentang Tia dia lah yang selalu bercerita dengan ayah nya ,semua keluarga dari mulai Tante,adek,nenek ikut senang dan para sepupu sudah pasti mereka ikut membantu.Tia bersyukur banyak sekali hikmah yang dia ambil dari kejadian yang dia alami,dia akan terus memperbaiki diri nya sendiri menjadi versi terbaik nya.Dia yang merasa dulu lelah jiwa nya,suka insecure sekarang kebalikannya dia percaya diri dan sehat mentalnya.Alhamdulillah semoga kita memiliki mental yang sehat agar strong menjalani kehidupan yang penuh ujian duniawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar