Selasa, 09 Januari 2018

Tantangan hari ke 5 materi dari kelompok 5..

*PENDIDIKAN FITRAH SEKSUALITAS PADA ANAK USIA DINI*

Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan dengan sebuah buku yang bertujuan mengenalkan pendidikan seks pada anak. Dalam salah satu isi cerita, buku tersebut membahas persoalan masturbasi lengkap dengan ilustrasinya. Ya, akhir-akhir ini memang banyak diangkat tema pendidikan seksual dan pendidikan seks.

Namun, tidak banyak yang tahu bahwa keduanya berbeda, sehingga menimbulkan respon yang berbeda pula. Kelompok pertama berpendapat, hal tersebut tidak perlu diajarkan karena dianggap belum pantas untuk anak-anak, sementara kelompok lain kebablasan dalam menjelaskannya. Sebenarnya mana yang benar?

Sebenarnya yang perlu diajarkan sejak dini adalah pendidikan seksualitas. Pendidikan seksualitas adalah bagaimana mengajarkan anak berpikir, bersikap, dan bertingkah laku sesuai jenis kelaminnya (Perwitasari,2017). Bagaimana anak memahami, menghayati, dan memiliki rasa percaya diri sesuai jenis kelaminnya. Sedangkan pendidikan seks termasuk bagian dari pendidikan seksualitas yang dimulai sejak mempersiapkan pubertas. Fokusnya lebih kepada bagaimana berhubungan dengan lawan jenis.

Berbicara soal pendidikan seksualitas, tentu terkait dengan fitrah anak. Setiap anak terlahir dengan fitrahnya masing-masing. Tugas orang tua adalah membangkitkan fitrah yang dimiliki anak, salah satunya adalah fitrah seksualitas. Mendidik fitrah seksualitas adalah merawat, membangkitkan, dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya yaitu bagaimana seorang lelaki berpikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai lelaki juga bagaimana perempuan berpikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai seorang perempuan. Fitrah seksualitas perlu dirawat dengan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir hingga usia akil baligh (Santosa, H.2017).

Lalu sekarang pertanyaannya, bagaimana cara menerapkan pendidikan fitrah seksualitas pada anak usia dini?
💓 *Memperkuat identitas gender sesuai jenis kelamin*
Yaitu dengan cara memberikan identitas dan simbol sesuai jenis kelamin. Misalnya membedakan nama, perlengkapan, ruangan, kamar mandi, permainan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Tujuannya untuk memberikan kesempatan yang sama dalam memperkuat jati diri sesuai jenis kelaminnya.
💓 *Mengajarkan masalah aurat*
Aurat yaitu bagian tubuh yang harus dijaga. Anak harus diajarkan bahwa tubuhnya berharga, oleh karna itu harus dijaga. Tidak boleh diperlihatkan, disentuh selain kepada ibunya, juga tidak boleh dipermainkan. Perlu dijelaskan pada anak juga bagian mana yang boleh dan terlarang untuk disentuh.
💓 *Mengajarkan anak berinteraksi dengan sekitar*
Kepada siapa anak boleh bersalaman, bermanja, minta gendong, bersentuhan, dan berdekatan. Anak juga harus belajar membedakan bagaimana berinteraksi dengan ayah, paman, kakek, dan lainnya. Lalu, bagaimana bersikap dengan kepada selain keluarga.
💓 *Belajar adab terkait interaksi dengan orang lain*
a.Meminta ijin ketika masuk ke kamar orangtua
b. Sedari dini, anak dilatih untuk tidur terpisah dengan orangtua
c.Adab memandang. Ada hal yang boleh dilihat/ada yang tidak boleh dilihat
d.Adab berpakaian. Batasan pakaian sesuai jenis kelamin
e.Adab interaksi dengan lawan jenis, misal tidak memeluk yang bukan keluarga
💓 *Anak usia dini harus dijaga dari hal-hal yang merusak fitrahnya*
Yang berkaitan dengan pornografi/pornoaksi. Salah satu caranya tidak boleh menggunakan gadget tanpa pendampingan. Harus dibatasi waktu dan konten yang dilihat.

Bagaimana cara mengajarkan hal-hal diatas untuk anak usia dini? Karena pendidikan seksualitas adalah sesuatu yang harus dipahami dan menjadi sebuah ketrampilan baru bagi anak, maka tidak bisa hanya diajarkan sekali duakali tapi harus sering dan berulang. Tentunya disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini, seperti: Bernyanyi, bercerita, bermain peran, atau berlatih tugas yang dikaitkan dengan tema gender.

📚Referensi:
1.Santosa, H.2017.Fitrah Based Education.Depok:Yayasan Cahaya Mutiara Timur
2. Dee, Arif. 2017
http://www.ummi-online.com/membangkitkan-fitrah-seksualitas-pada-anak-bagian-1.html
2.Perwita Sari. 2017 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1905750059452170nid=221502844543575

Diskusi nya cukup seru beberapa pertanyaan pun muncul tercerahkan dari diskusi..ilmu bertambah alhamdulillah banyak pelajaran yang di petik terkait fitrah seksualitas..

Ini ada beberapa pertanyaan dengan penjelasannya..

*1.Teh Ifat*
Izin bertanya ya...
Usia berapa efektifnya qt mengajarkan masalah aurat sama anak. Soalnya anak saya usia 2thn msh agak susah.

Penjelasan nya

Yg perlu digarisbawahi disini adalah bahwa *pendidikan seksualitas dimulai sejak anak lahir* dan aurat adalah bagian dari pendidikan seksualitas yg perlu diajarkan. Jadi, sejak kapan efektifnya mengajarkan masalah aurat? Jawabnya: sedini mungkin.
Tentu saja, dalam mengajarkan masalah aurat ini tentu harus disesuaikan dengan tahapan usia anak.

Untuk anak usia 1-2 tahun, cara yg paling efektif adalah dgn teladan dan pembiasaan. Karena pada tahap perkembangan ini, anak sedang banyak2 nya menyerap informasi dari sekitar melalui seluruh panca indera nya.
(Mohon maaf), saya pernah melihat seorang Ibu yg kebiasaan di rumahnya hanya memakai handuk yg dililitkan di tubuh saat keluar kamar mandi selepas mandi.
Kasus lain: karna menghemat waktu, abang & adek dimandikan / dipakai-kan pakaian bersama-sama, atau melepas/mengganti pakaian anak di tempat terbuka dgn tidak menutupi aurat nya. Kira2 apa yg terekam di memori anak jika seperti itu? 😊

Adapun ttg kewajiban menutup aurat, usia 2 tahun *belum wajib* untuk menutup aurat. Tentu saja sbg orangtua tidak bisa memaksakan, misalnya: anak perempuan harus memakai jilbab saat keluar rumah. Tapi, kita sbg orangtua bisa membiasakan dgn memberikan imagi2 positif ttg jilbab. "Masya Allah, adik pakai jilbab tambah cantik",dll. Tumbuhkan kecintaan nya, gairahnya. Tumbuhkan fitrahnya, maka adab akan lebih mudah diterima. Ketika fitrah tdk tumbuh, memasukkan adab tak akan pernah mengena ✅

pernah galau karena blm bisa pakein alula kerudung, bukan ga mau tapiii tiap pake kerudung biang keringat tebeel gatel dan saya sering begadang ngipasan 🤭.. pas nanya d group HeBat gpp kata nya ga ada kewajiban, jadi sampe skrg bru sounding klo anak PR setelah baliqh wajib pake kerudung dll dll

*2. Teh Mut*
Assalamualaikum,
Akhir-akhir ini selain marak tentang LGBT dan  Pornografi, ada lagi marak tentang pelakor , laki-laki yang berselingkuh,  dan lagi kekhawatiran lain seperti laki-laki yang kurang perhatian kepada kebutuhan pendidikan anak& keluarganya karena kesibukan, selain pasti karena kurangnya iman, dan kesadaran akan fitrahnya sebagai manusia, kira-kira jika kita mendapati orang-orang disekitar kira yang berlaku seperti itu, seharusnya bagaimana kah sikap terbaik kita?

Rasa-rasanya gemes ya teh.. lihat perilaku2 di sekitar seperti itu 😊
Kalau saya pribadi, langkah pertama saya adalah berdoa. Agar saya dan keluarga terhindar dan dijauhkan dari perilaku-perilaku buruk di atas dan terus meng upgrade ilmu bersama keluarga untuk membentengi diri dari perilaku di atas. Lindungi dulu keluarga kita.
Jika berhubungan dgn sekitar, maka kita tidak bisa begitu saja "masuk ke dalam masalah mereka" untuk menyadarkannya, apalagi jika mereka merasa tidak bermasalah dgn dirinya. Jika memang kita merasa memiliki kemampuan untuk membantu dan mereka membutuhkan bantuan, silahkan membantu sekecil apapun yg kita mampu ✅

Klo memungkinkan teteh jg hrs mendakwahi mereka ( pelaku LGBT & pornografi ),dgn dampak negatif yg di sebabkan dr perbuatan mereka yg tdk hny menimpa mereka yg menjadi pelaku LGBT dan yg semisal nya tetapi menimpa org2 yg beriman seperti hal nya Allah mengadzab kaum nabi luth AS dgn gempa yg dasyat.
Karena ada hadis jg yg mengatakn bahwa brgsiapa melihat kemungkaran maka rubahlah dgn tangnnya,apabila tdk mampu mk rubahlah dgn lisan nya,apabila tdk mampu mk rubahlah dgn hati nya dan yg demikian itulah selemah lemahnya iman.

Sepengetahuan saya, Kalau pelakor atau perselingkuhan sepertinya bukan masuk di gangguan disorientasi seksual. Kalau penyimpangan perilaku sosial iya.
Mungkin berhubungan dgn fitrah keimanan atau fitrah yg lain yg tdk paripurna. Pengaruh lingkungan jg bisa

*3.Bu Wiwi*
Bgm sikap atau mberi tahu ke balita yg akrab dengan uwa ipar.  Karena uwa ipar itu laki2 dan sangat menyukai anak-anak.  Anak2 pun lengket lendotan dan manja ke uwa nya di Tegal.  Emang jarang ketemu juga.

Penjelasan nya

✔Usia 0-2 thn dekatkan pada ibu, 3-6 tahun dekatkan pada ayah ibu agar seimbang emosi & rasional nya.
✔Sosok ayah bunda harus selalu hadir, dekat, dan lekat sehingga anak mendapatkan cukup kasih sayang dan tidak mencari pengganti lain di luar orangtua yg ternyata lebih sayang
✔Mendidik fitrah seksualitas anak usia dini termasuk dalam tahap pra latih. Adapun proses pendidikan ini masih panjang hingga usia Akil baligh. Artinya, jangan tergesa mengharuskan / melarang anak ini itu krn bisa mencederai fitrahnya. Namun, tetap berikan pemahaman sesuai tahapan usia nya 😊. Bisa dgn bercerita, mendongeng, bermain peran, dan kegiatan menyenangkan lain ✔

*4.Bu Devi*

Apakah dengan terlalu memanjakan anak bisa mengganggu fitrah seksualitas nya ? Misalkan seorang ibu yg memiliki anak laki2 tapi segala2 urusan dimanjakan , sama sekali ngga boleh mengerjakan hal2 yg notabene "kelaki2 an" karena dianggap takut kotor , takut sakit , takut terluka .

Penjelasan  nya

Bisa jadi, dapat mencederai fitrah nya. Bukan hanya fitrah seksualitas, tapi juga fitrah belajar, fitrah perkembangan, ataupun fitrah bakatnya.
Secara pengasuhan, dampak jangka panjang nya juga kurang bagus.

5.teh mut

Bu yuyun, Teh Mufna, anak sy yg kedua ini (syafiq)ampun dah 😅 ga boleh saya salah pakai baju dirumah, sekarang saya jadi sering risih misal klo pakai baju walau gamis tp njeplak, syafiq sll nyeletuk "nda itu nen*n ya" dede mau jadi bayi lagi mau nenen🙈

Ini dy cuma lagi kangen masa2 bayi, atau gmn ya?

Sy kuatir aja, kuatir keterusan bilang spt itu, dan saya jd malu sendiri dengarnya 🙈

Selain sdh sedikit2 kasih pemahaman ttg aurat, ini anak terkadang nyleneh, tanggap banget dg hal yg berbau aurat, suka ketawa2 kegelian gt, apa sdh harus di pisah ya tidurnya umurnya baru mau 4th 😬, saat kasih asi sudah full 2th, ttg pemahaman perbedaan jenis kelamin pun dia sdh tau, sudah paham klo dia laki-laki

Bagaimana kah seharusnya sy mberi pemahaman kepadanya?

Penjelasan nya

klo lagi nyeleneh jgn d tanggapi kali ya 🤭 pasang wajah serius aja, mungkin adek lagi ngebecandain bundanya, reaksi teh muth klo adek lagi nyeleneh gimana?? klo negatif pasti keterusan . dimulai aja pisah kamar teh.. sepertinya otak laki2  klo ke hal porno lbh ON drpada perempuan

Kalau saya baca sekilas cerita ini, (mudah2an ga salah menanggapi ya), Abang Syafiq ini menonjol di fitrah seksualitas nya. Jadi tanpa perlu dibangkitkan pun, sudah mengena.

Sy pernah menanyakan hal yg sama ttg keponakan saya yg hobi solat (umurnya 1thn, bahkan sebelum bisa berjalan pun sering melakukan "ritual" solat). Saya tanyakan di forum fbe, kata ust Harry:
Coba dilihat sampai usia 5 tahun, apakah masih seperti itu.. jika ia, mungkin itu fitrah nya yg menonjol.
(Mungkin), Abang Syafiq begini juga. Bersyukur jika anak spt itu. Tetap arahkan ke hal2 positif saja.

Untuk candaan nya, perlu dipastikan lagi, itu hanya sekedar candaan atau apa. Apa kalimat itu diulang2 trs/tdk. Yg jelas, ibunya harus lebih aware. Sortir pakaian2 ketat 😂

Kalau pemisahan tempat tidur? Sepertinya tidak masalah jika mmg anaknya sudah cukup mandiri.

Alhamdulillah makin terang ni dapat materi juga hasil diskusi nya
Dan ada media edukasi ny jga loh ..

👇👇
https://drive.google.com/file/d/1nP-vBfD7CJucAKE2Owe65waK9kz1Fgum/view?usp=drivesdk

#tantangan10hari
#level11
#kuliahbunsayiip
#membangkitkanfitrahseksualitasanak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar