Rabu, 10 Januari 2018

Tantangan 10 hari ..hari ke 6 materi dari kelompok saya sendiri ada teh dewi.wiwi.hera.hlma.dan saya

*MEMBANGUN FITRAH SEKSUALITAS ANAK*

Sejak dilegalkannya pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat di bulan Juni 2016 silam, hawa kebebasam kaum LGBT seolah bertiup ke berbagai negara termasuk Indonesia. Menurut *Dwi Estiningsih, M.Psi, Psikolog* Direktur Biro Konsultasi Psikologi Winata Yogyakarta, mengatakan, secara umum ranah psikologi secara umum masih menganggap LGBT termasuk penyimpangan seksual, namun pendapat ini mulai bergeser saat Asosiasi Psikiatri Amerika mengeluarkan homoseksual dari daftar gangguan jiwa. Paham homoseksual sebagai hal normal mulai disoaialisasikan secara massif dan akhirnya mulai muncul legalisasi di banyak negara. Melalui media dan media sosial para pendukung LGBT menggulirkan wacana yang mempengaruhi persepsi masyarakat dan mulai membuka lebar ruang toleransi bagi mereka.

*Keluarga merupakan garda terdepan dalam menghadapi masalah ini.  Keluarga harus bisa memberikan pemahaman yang tepat mengenai fitrah seksualitas kepada anak*

kokohkan proses pendidikan di rumah kita. Bimbinglah potensi fitrah tiap anggota keluarga hingga sempurna, terutama dimulai dari fitrah ayah dn fitrah ibu.

Ingat bahwa pendidikan bukan tentang persekolahan dan pengajaran skill & knowledge, karena keduanya itu kini mudah diperoleh di dunia maya dan dimana saja. Pendidikan bukan tentang mencetak human thinking dan human doing, tetapi harus membangkitkan human being (insan kamil), manusia yang seluruh aspek fitrahnya tumbuh paripurna sesuai tahapannya.

Jadi pendidikan adalah tentang merawat, membangkitkan, menumbuhkan dan mengokohkan semua aspek fitrah anak anak kita termasuk fitrah kita sendiri sebagai orangtua lalu memandunya dengan Kitabullah agar sempurna, indah dan berbahagia.

Fitrah seksualitas ditumbuhkan dengan kehadiran ayah ibu secara utuh sejak lahir sampai aqilbaligh, namun itu saja tak cukup. Beberapa anak yang normal fitrah seksualitasnya bisa saja terpengaruh LGBT melalui pelecehan, lingkungan dll karena fitrah individualitas dan sosialitasnya tak tumbuh baik.

Tiada pilihan, Orangtua dan Sekolah memang harus berubah dari paradigma dan praktek pendidikan yang memberhalakan basis akademis (persekolahan) kepada pendidikan berbasis potensi fitrah menuju peradaban yang adil dan beradab.

Tanpa fitrah yang tumbuh hebat maka mustahil bangkit manusia yang beradab. Penyimpangan fitrah hanya melahirkan generasi yang tidak beradab alias biadab sebagaimana para pengusung penyimpangan fitrah seksualitas.

*Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati*

Menumbuhkan Fitrah ini banyak tergantung pada kehadiran dan kedekatan pada Ayah dan Ibu.

Jadi dalam mendidik fitrah seksualitas, figur ayah ibu senantiasa harus hadir sejak lahir sampai AqilBaligh. Sedangkan dalam proses pendidikan berbasis fitrah, mendidik fitrah seksualitas ini memerlukan kedekatan yang berbeda beda untuk tiap tahap.

👉 *Usia 0-2 tahun, anak lelaki dan perempuan didekatkan pada ibunya* karena ada menyusui.

👉 *usia 3 - 6 tahun anak lelaki dan anak perempuan harus dekat dengan ayah ibunya*

Kedekatan paralel ini membuat anak secara imaji mampu membedakan sosok lelaki dan perempuan, sehingga mereka secara alamiah paham menempatkan dirinya sesuai seksualitasnya, baik cara bicara, cara berpakaian maupun cara merasa, berfikir dan bertindak sebagai lelaki atau sebagai perempuan dengan jelas. Ego sentris mereka harus bertemu dengan identitas fitrah seksualitasnya, sehingga

👉 *anak di usia 3 tahun dengan jelas mengatakan "saya perempuan" atau "saya lelaki"*

👉 *Ketika usia 7 - 10 tahun, anak  didekatkan sesuai gender*

karena di usia ini ego sentrisnya mereda bergeser ke sosio sentris, mereka sudah punya tanggungjawab moral, kemudian di saat yang sama ada perintah Sholat.
Ayah menjadi sosok yang menjelaskan "seperti apa laki-laki"

Begitupula anak perempuan didekatkan ke ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit. Ibu menjadi sosok yang menjelaskan "seperti apa perempuan"

👉 *usia 10 - 14 dekatkan berlawanan gender*
Secara syahwati, mereka sudah tertarik dengan lawan jenis.

Maka agama yang lurus menganjurkan pemisahan kamar lelaki dan perempuan, serta memberikan warning keras apabila masih tidak mengenal Tuhan secara mendalam pada usia 10 tahun seperti meninggalkan sholat. Ini semua karena inilah masa terberat dalam kehidupan anak, yaitu masa transisi anak menuju kedewasaan termasuk menuju peran lelaki dewasa dan keayahan bagi anak lelaki, dan peran perempuan dewasa dan keibuan bagi anak perempuan.

Anak lelaki didekatkan ke ibu agar seorang lelaki mengenal sosok yang di masa balighnya sudah mengenal ketertarikan pada lawan jenis, maka di saat yang sama harus memahami secara empati langsung dari sosok wanita terdekatnya, yaitu ibunya. Agar ia pun belajar bagaimana memperlakukan wanita.

anak perempuan didekatkan ke ayah agar seorang perempuan yang di masa balighnya sudah mengenal ketertarikan pada lawan jenis, maka disaat yang sama harus memahami secara empati langsung dari sosok lelaki terdekatnya, yaitu ayahnya,
Anak perempuan yang tidak dekat ayahnya di tahap ini, kelak berpeluang besar menyerahkan tubuh dan kehormatannya pada lelaki yang dianggap dapat menggantikan sosok ayahnya yang hilang dimasa sebelumnya.

Semoga kita dapat merenungi mendalam dan menerapkannya dalam pendidikan fitrah seksualitas anak anak kita, agar anak anak lelaki kita tumbuh menjadi lelaki dan ayah sejati, dan agar anak anak perempuan kita tumbuh menjadi perempuan dan ibu sejati.

*Beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk mendukung fitrah seksualitas anak*

🍂Sejak usia dini, kenalkan jati diri dan identitas sesuai dengan jenis kelamin anak. Jangan sampai sekali-kali anak diberi mainan yang tidak sesuai jenis kelaminnya

🍂Batasi penggunaan gadget atau internet

🍂Dampingi anak saat menonton tv

🍂Awasi lingkungan pertemanan anak, apalagi di masa pubertas

🍂Ikutilah tuntunan rasul saw dalam memberikan pendidikan seksual pada anak. Seperti memisahkan tempat tidur sejak usia menjelang baligh, mengenalkan batasan aurat sejak dini(sebelum akil balig), dan tidak menyerupai lawan jenis dalam berpenampilan

Sumber
- Harry Santosa,  FBE
- Harry Santosa, Majalah Ummi edisi Desember 2015

Teradilah diskusi terbuka ada beberapa pertanyaan di antara nya..

Mengenai pubertas nih bun. Kebtulan sy di sekolah lg menghadapi anak kelas 5 dan 6 yg rata2 lg seneng2nya tertarik dg lawan jenis (khususnya anak perempuan). Nah, mnrt laporan guru, anak2 ini prestasi belajarnya menurun krn mungkin mereka sedang kasmaran.

Nah, bgmn ya baiknya menjelaskan kepada anak-anak ini ttg cinta dan kasmaran ini? Kadang soalnya sy greget sendiri, 'ini anak2 kok pada centil gini ya' 😅

Maaf sampai2 ini anak2 ini (kelas 6) pernah melabrak adik kelasnya karena si adik kelas ini (kelas 5) 'dituduh' ngeceng teman laki-laki sekelasnya

Jawab

Sudah fitrah usia segitu ada kecenderungan kepada lawan jenis.  Maka tugas kita pendidik harus meluruskan 

Cara :
Tarik ke arah sains Ttg pengetahuan pubertas.  Dipisahkan antara laki-laki n perempuan pas penjelasan.  Karena mereka akan melihat anatomi tubuh sendiri.  Dan bagaimana jika ini sudah dlm posisi baligh.

Dijelaskan pula,  ttg bagaimana harus menjaga pandangan sesuai di dalam Alquran.

Pertanyaan ke 2

🙏🏻🙏🏻sinyalnya tetiba angslup..
Ada teman jaman old komentar begini: anak skrg katanya labil2, pendidikan gak boleh inilah itulah. Kasar dikit, dilaporkan atas nama HAM. Bla..Bla.. yg lucu dia bilang gini: "saya jaman SD dulu suka nonton telenovela, tp gak terpikir tuhh..niruin pemain nya. Terlintas pacaran pun enggak. Nah anak sekarang, baru SD manggilnya papah-mamah. Yg disalahin acara tivi nya.
Saya sempet mikir: eh iya ya.. sy dulu SMP jg tontonan nya film2 barat (disebelah rumah ada rentalan film) 🙈 tapi ga gitu2 amat.
Kira2 apa ya yg membedakan Bun? Knp anak skrg sepertinya lebih labil? 😬

Bismillaah Jawab ini ya

Dulu akses informasi blm terlalu bnyk bu,  hny tv.  Jaman sd kita blm ada internet yg lbh luas jangkauan nya.  Game pun tetris 😅 di gamewatch.  Sekarang? Jangan ditanya..  Bwanyak media yg masuk klo ga disaring oleh keluarga terutama.

Sinetron lbh vulgar, tema percintaan remaja lbh bnyk.

Tp gempuran media itu bisa diminimalisasi oleh penumbuhan fitrah keimanan, dan fitrah seksualitas dari keluarga

yup setuju, dulu film yg brbau pacaran hanya dilakukan o orang dewasa n brujung prnikahan n konflik rumah tangga, film anak2nya hnya kagum2an aja.  tp film zaman now anak sd udh pacaran untuk kesenangan semata

Demikian lah hasil diskusi kita seru ..

Dan ini ada link media edukasi nya bisa kita lihat..

bit.ly/videofitrahperempuan
bit.ly/videofitrahlakilaki
bit.ly/fitrahseksualitasBCCGbunsay
Media edukasi yang bisa di tonton di youtube.  Bisa di donlot,  di like n share

#tantangan10hari
#level11
#kuliahbunsayiip
#membangkitkanfitrahseksualitasanak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar